Selasa, 15 September 2009

Filum Protozoa

Filum Protozoa

Protozoa adalah hewan uniseluler (satu sel) dan termasuk sebagai organisme eukariota. Metabolisme tubuhnya yang terjadi di dalam protoplasma sel itu sendiri menyebabkan hewan protozoa juga sering disebut sebagai hewan organisasi tingkat protoplasma. Dalam taksonomi protozoa terletak di bawah kingdom protista dengan kedudukan sebagai filum protozoa. Banyak hewan protozoa yang hidup di perairan dan di dalam tanah bahkan hidup di dalam tubuh hewan sebagai fauna normal. Beberapa spesies dari filum protozoa adalah parasit.
Pada umumnya protozoa bersifat aerob dan heterotrof. Mereka memakan mikroorganisme dan partikel-partikel bahan organik. Hewan ini tidak mempunyai dinding sel yang tebal, dan sering kali mempunyai flagel atau silia. 


Lapisan luar penutup tubuhnya berupa membran elastis yang disebut pelikel. Sel-sel pada protozoa yang mempunyai struktur pelikel memerlukan struktur khusus yang berguna untuk mengambil makanan, maka terkait dengan hal tersebut maka pada beberapa jenis hewan dalam filum ini mempunyai vakuola kontraktil.



Gambar 1.1. Amoeba Gambar 1.2. Euglena



Gambar 1.3. Paramecium


Ciri-ciri dan struktur protozoa antara lain :
  1. Hidup sendiri atau berkoloni dengan simetri tubuh bersifat bilateral simetris, radial atau non simetris
  2. Umumnya berbentuk tetap, oval, panjang dan bulat. Pada beberapa spesies bentuknya bervariasi tergantung pada umur dan perubahan lingkungan
  3. Sebagai organisme uniseluler mempunyai kelengkapan alat gerak berupa flagellum, silium, pseudopodium atau bergerak menggunakan gerakan selnya
  4. Inti jelas, berjumlah satu atau lebih dari satu, mempunyai struktur organel-organel dan tidak terdiri dari jaringan.
  5. Struktur cangkang dimiliki oleh beberapa spesies, beberapa spesies lain membentuk sista resisten atau spora penyebaran untuk menghadapi keadaan yang kurang menguntungkan baginya
Filum protozoa yang pernah diketahui yang hidup di bumi sedikitnya ada berjumlah 46.000 spesies, jumlah itu kemudian menyusut keberadaannya karena pertambahan usia bumi dengan aneka kejadian peristiwa alam. Ulah manusia dalam mengeksploitasi alam juga mempengaruhi penyusutan jumlah spesies yang ada. Jumlah spesies yang sudah punah dan menjadi fosil diantaranya tercatat sedikitnya sejumlah 20.000 spesies.
Filum protozoa terbagi dalam 5 classes :
  1. Class Rhizopoda, umumnya juga disebut Sarcodina (sarkodes = berdaging). Meliputi hewan protozoa berflagel dan ameboid, dengan kekhususan satu tipe inti yaitu “monomorphik”, walaupun ada beberapa yang lebih dari satu inti. Classes ini tidak mempunyai bentuk spora. Contoh genus dari kelompok ini adalah Amoeba.
  2. Class Sporozoa, umumnya hewan bersifat parasit. Pada tahapan “infektif” hewan ini berada dalam bentuk seperti spora. Pergerakan menggunakan flagel, meluncur dengan tubuh yang elastis dan ada beberapa jenis yang memiliki pseudopodia. Contoh genus yang terkenal antara lain adalah Plasmodium, penyebab malaria.
  3. Class Ciliophora, semua anggotanya berukuran lebih besar, mempunyai silia dan bentuk silia majemuk sebagai alat gerak atau organel penarik atau pemegang makanan. Banyak organisme anggota ciliatea yang memiliki mulut sel yang disebut sitostoma. Paramecium adalah salah satu contoh genus anggota classes tersebut.
  4. Class Mastigophora, lebih sering disebut Flagellata karena memiliki alat gerak yang khas yaitu flagellum. Dalam fase hidupnya bentuk ameboid maupun pembentukan sista juga dapat terjadi. Contoh genus yang terkenal dari classes tersebut antara lain adalah Euglena
  5. Class Mycetozoa, merupakan golongan protozoa terrestrial dimana fase plasmodium merupakan ciri khas dalam hidupnya. Sedangkan pembentukan sista juga dapat terjadi.



A. AMOEBA
Amoeba merupakan salah satu genus di dalam class Rhizopoda atau Sarcodina, dan digolongkan dalam ordo Amoebida (Lobosa).
Ciri dan struktur
- Bentuk amoeba tidak tetap dan tidak beraturan, protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu ektoplasma di lapisan luar yang tak berwarna dan endoplasma di bagian tengah yang terdiri dari sitpolasma bergranula.
- Di dalam endoplasma terdapat vacuola kontraktil, inti dan vacuola makanan yang berjumlah satu atau dua.
- Inti pada amoeba hidup agak sulit dilihat dengan mikroskop, sedangkan pada preparat awetan mudah terlihat. Pada amoeba muda, inti berbentuk bikonkaf, sedangkan inti pada dewasa berbentuk lipatan dengan letak berubah-ubah karena pergerakannya.
- Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner.
- Alat pergerakan berupa pseudopodia, dengan ukuran diameter tubuh 0.25 mm

Cara gerak Amoeba
Teori yang berkembang mengenai cara gerak amoeba adalah teori viskositas. Tubuh amoeba terdiri dari 4 bagian berdasarkan struktur kekentalan dan lapisannya yaitu :
  1. bagian tengah yang disebut plasmasol
  2. bagian luar dari bagian tengah, mengelilingi plasmasol disebut plasmagel. Bersifat padat dan elastis.
  3. bagian tipis di luar plasmagel yang disebut plasmalema
  4. bagian antara plasmagel dan plasmalema yaitu lapisan hyalin. Lapisan plasmalema dan lapisan hyalin adalah sebagai ektoplasma, sedangkan plasmasol dan plasmagel termasuk endoplasma
Teori viskositas menjelaskan bahwa mekanisme pergerakan dimulai dari proses gelasi (pengentalan dan pamadatan cairan) dari plasmasol di bagian anterior. Selanjutnya terjadi proses solasi (pengenceran) dari plasmagel di bagian posterior yang diikuti kontraksi plasmagelnya di ujung posterior. Dengan demikian plasmagel di bagian tengah terdorong ke arah depan dan bergerak menyentuh plasmalema. Tetapi karena ada lapisan hyalin (yang bersifat gel) maka plasmasol tidak mencapai ujung depan, hanya mendorong yang menyebabkan plasmalema terdorong ke depan dan bergerak.


Gambar 1.4. pergerakan Amoeba dalam proses mendapatkan makanan



Habitat
Amoeba hidup bebas di perairan air tawar seperti di kolam, aliran air, rawa lumpur, sawah, di tumbuhan yang membusuk atau kolam teratai.


B. PARAMECIUM
Genus Paramecium termasuk ke dalam class Ciliata, di bawah ordo Holotricha. Menurut cara makannya classes ciliata terbagi menjadi dua kelompok yaitu :
  1. Kelompok raptorial, dapat memburu dan menelan mangsanya, yang kadang-kadang dapat berukuran lebih besar dari pada ciliata raptorial tersebut.
  2. Kelompok penghasil aliran, dapat menangkap makanan dengan pertolongan aliran. Paramecium tergolong kelompok ini, dengan getaran silium yang tetap pada bagian sitofaring akan menimbulkan aliran air ke arah sitofaring yang akan membawa makanan. Vacuola makanan akan terbentuk di bagian ujung posterior sitofaring. Makanan paramecium berupa bakteri dan protozoa lainnya. Gambar proses pencernaan makanan pada Paramecium dapat dilihat pada gambar berikut :


Gambar 1.5. Proses pencernaan makanan pada Paramecium



Ciri dan struktur Paramecium
Bentuk tubuh umumnya seperti telapak sandal atau sepatu dengan bagian depan tumpul dan meruncing di bagian belakang. Struktur bagian yang mengandung lekuk muluk (peristoma yang melanjutkan diri sebagai sitofaring) disebut bagian ventral, dan pada bagian sebaliknya merupakan sisi aboral atau dorsal. Protoplasma area tubuh yang tampak jernih adalah bagian ektosark, sedang daerah berbintik merupakan bagian (lapisan) endosark.
Reproduksi
Reproduksi dilakukan dengan cara pembelahan biner dengan diselingi oleh proses konjugasi.
Habitat
Paramecium hidup bebas di perairan air tawar yang mengandung banyak bakteri. Medium untuk mengkultur paramecium di laboratorium adalah rendaman air jerami. Paramecium dapat ditemui di sekitar tetesan air atau reruntuhan, tampak sebagai benda kecil yang mengalir jika dilihat di bawah mikroskop.
Cara gerak Paramecium
Tubuhnya akan bergerak maju dengan menggunakan silium ke arah depan dan belakang. Ketika hewan memutar berotasi dengan poros longitudinal maka tubuhnya bergerak miring, gerakan ini dibantu dengan gerakan getaran kuat silium pada lekuk mulut.





Gambar 1.6. konjugasi pada Paramecium



C. PLASMODIUM
Klasifikasi
Genus Plasmodium termasuk ke dalam class Sporozoa, dan di bawah sub class Telosporidia (karena berinti satu pada tahapan dewasa). Sedangkan sub classes yang setingkat lainnya adalah sub class Neosporidia (karena berinti banyak pada tahapan dewasanya). Plasmodium digolongkan dalam ordo Coccidia yang merupakan parasit pada darah manusia.
Terdapat 4 spesies plasmodium yang menyerang darah sebagai sebagai parasit yaitu :
  1. plasmodium vivax, menyebabkan penyakit malaria tertiana, mempunyai siklus sizogoni setiap 2 x 24 jam
  2. plasmodium malariae, menyebabkan penyakit malaria quartana, mempunyai siklus sizogoni setiap 3 x 24 jam
  3. plasmodium falciparum, mempunyai siklus sizogoni setiap 1 x 24 jam
  4. plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale
Semua penyakit malaria dipindahkan oleh nyamuk Anopheles. Demam yang ditimbulkan pada infeksi malaria secara periodik berhubungan dengan waktu pecahnya sejumlah skizon matang mengeluarkan merozoit-merozoit masuk ke dalam aliran darah (sporulasi).
Ciri dan struktur plasmodium
- berbentuk seperti oval memanjang dengan ujung anterior-posterior runcing ketika fase sporozoit di dalam kelenjar ludah nyamuk
- pada fase tropozoit, karena mempunyai vacuola, maka intinya terdesak ke tepi membentuk bangunan serupa “cincin”
- pada fase merozoit, berbentuk partikel-partikel pecahan agak bulat berjumlah banyak. Bentuk skizon juga mirip dengan bentuk merozoit. Skizon ketika parasit masih di dalam sel-sel hati, sedangkan merozoit adalah fase ketika sudah ada di dalam aliran darah.
- gametosit, pada umumnya berbentuk seperti spermatozoa pada gametosit jantan dan seperti bulatan kompak pada gamet betina. Terkecuali gamet Plasmodium falciparum yang menyerupai sabit atau pisang, mikrogametosit sebagai gamet jantan dan makrogametosit sebagai gamet betina.
Untuk lebih jelas memahami uraian ciri dan struktur perhatikan gambar berikut ini :



Gambar 1.7. Siklus hidup Plasmodium vivax





Gambar 1.8. Bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum





Kegiatan Praktikum :
Pengamatan Struktur Tubuh dan Tingkah Laku Protozoa
1. Petunjuk praktikum pengamatan Amoeba
Alat :
  1. mikroskop
  2. objek glass & cover glass
  3. pinset
  4. pipet
  5. pensil berwarna
  6. buku gambar
  7. pensil 2B
  8. tissue
Bahan :
  1. air kolam
  2. air rendaman jerami
Cara kerja :
  1. siapkan sebuah objek glass
  2. teteskan ± 1-2 tetes bahan ke atas objek glass dengan menggunakan pipet lalu tutup dengan cover glass secara hati-hati.
  3. amati di bawah mikroskop diawali dengan menggunakan perbesaran lemah. Amoeba tampak seperti bentuk tidak beraturan suatu “massa kecil” yang tembus cahaya dan relatif berkilau.
  4. untuk pengamatan lebih seksama setelah objek ditemukan maka tambahkan perbesaran dengan memutar micrometer atau memutar lensa objektif ke perbesaran yang lebih besar pada mikroskop
Tugas mahasiswa :
  1. gambarlah bentuk struktur tubuh amoeba dan beri nama dari bagian-bagiannya, serta warnai sesuai dengan warna pada amoeba yang anda peroleh dalam pengamatan
  2. gambarlah gerakan amoeba yang anda amati.
  3. penggambaran cara pergerakan tersebut dilakukan dengan membuat lebih dari satu gambar dan beri tanda panah arah gerakan amoeba yang diamati tersebut.
  4. buatlah klasifikasinya.
2. Petunjuk praktikum pengamatan Paramecium
Alat :
  1. mikroskop
  2. objek glass & cover glass
  3. pinset
  4. pipet
  5. pensil berwarna
  6. buku gambar
  7. pensil 2B
  8. tissue
Bahan :
  1. air kolam
  2. air rendaman jerami
Cara kerja :
  1. siapkan sebuah objek glass
  2. teteskan ± 1-2 tetes bahan ke atas objek glass dengan menggunakan pipet lalu tutup dengan cover glass secara hati-hati.
  3. amati di bawah mikroskop diawali dengan menggunakan perbesaran lemah. Paramecium tampak seperti benda kecil yang berenang mengalir
  4. untuk pengamatan lebih seksama setelah objek ditemukan maka tambahkan perbesaran lensa objektif pada mikroskop
Tugas mahasiswa :
  1. gambarlah struktur tubuh Paramecium yang tampak dan beri keterangan nama dari bagian-bagiannya, gunakan pensil berwarna untuk mewarnai gambar
  2. gambarlah cara pergerakan Paramecium, untuk memperjelas dapat diberikan melalui beberapa gambar dengan arah tanda panah sebagai arah gerakan
  3. buatlah klasifikasinya.
Petunjuk penulisan laporan praktikum
Laporan praktikum ditulis dengan format sebagai berikut :
- diketik dengan menggunakan jenis Font Times New Roman, Font size 12, 2 spasi
- kertas yang digunakan kuarto, sistematika penyusunan laporan terdiri dari :
Cover
I. Pendahuluan
II. Tinjauan pustaka
III. Alat, bahan dan cara kerja
IV. Hasil dan pembahasan
V. Kesimpulan
VI. Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar